ADU STRATEGI : Kedua peserta lomba tengah fokus mencari taktik untuk menggerakkan bidak caturnya. (Foto: Azkal/Paragraph) |
Kudus, parist.id - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Olahraga IAIN Kudus mengadakan kompetisi catur non master Minggu pagi (11/04/21), acara yang diselenggarakan di Kedai Maqha ini cukup mendapat antusias yang luar biasa dari para peserta.
Ilma (23) selaku ketua panitia mengatakan bahwa kompetisi catur non master ini berawal dari pertandingan catur kemarin yang sempat ramai dibincangkan, yaitu pertandingan antara Dewa Kipas dengan GM Irene. Maka dari itu, UKM Olahraga IAIN Kudus mewadahi para pecinta catur yang haus akan kompetisi.
"Lomba ini terinspirasi dari pertandingan antara Dewa Kipas dengan GM Irene kemarin yang sempet viral di media," kata Ilma.
Kompetisi catur ini terbuka untuk seluruh warga Indonesia yang belum menyandang gelar master, karena yang berhak mengadakan lomba tingkat master harus resmi dari Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia).
Mengenai sistem, kompetisi ini menggunakan sistem Swiss yang mana peserta akan berebut mencari poin, dan juara ditentukan oleh banyaknya poin yang diraih. Sedangkan untuk hadiah panitia menyediakan total 1,5 juta rupiah untuk peringkat 1 sampai peringkat ke-10.
"Ini nanti ada 7 babak, dan juaranya diambil dari peserta yang mendapat poin terbanyak," jelasnya.
Kompetisi ini diramaikan oleh 56 peserta dari berbagai Kabupaten maupun Kota di Indonesia dengan usia yang bervariasi.
"Pesertanya dari seluruh Indonesia, tetapi rata-rata dari Kabupaten Jepara dan tidak ada batasan usia, yang paling kecil kelas 4 SD," imbuhnya.
Isna (10) salah satu peserta terkecil dari Jepara menyatakan bahwa ia mengikuti kompetisi ini untuk melatih mental, ia tidak merasa grogi menghadapi peserta yang lebih tua darinya.
"Saya ikut diantar ibu, katanya untuk melatih mental," ucapnya.
Ia mengaku sejak TK sudah ikut pamannya yang merupakan anggota Percasi Jepara, dan sudah beberapa kali mengikuti kompetisi di berbagai tingkat.
"Dulu pertama kali lomba di tingkat Kabupaten dapat juara 2, dan terakhir kemarin di Surabaya alhamdulillah mendapat juara 1," terangnya.
Selain itu, Wasim Haka (19) selaku peserta dari Kendal mengaku baru dua kali mengikuti kompetisi catur, sehingga masih grogi melawan peserta yang sudah sering ikut lomba.
"Saya baru dua kali ini ikut lomba, jadi masih grogi melawan peserta lain yang profesional," ujarnya.
Selanjutnya ia berharap kompetisi seperti ini supaya rutin dilaksanakan, karena selain akhir-akhir ini olahraga catur cukup populer juga untuk mengasah kemampuan para pecinta catur di berbagai kalangan.
"Saya harap kapan-kapan bisa ikut lomba lagi, karena untuk bisa juara harus sering-sering latihan. Dan saya bisa belajar banyak juga dari lomba seperti ini," pungkasnya. (Azkal)