 |
| TURUN JALAN: Aksi mahasiswa sampaikan aspirasi dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional di alun-alun Kota Kudus, Senin (03/05/2021). |
Kudus, parist.id – Berbagai organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kudus kembali menggelar aksi di Alun-alun Kota Kudus, terdiri dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muria Kudus (UMK), Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kudus, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kudus, dan PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat Sunan Muria UMK, Senin (03/05/2021).
Secara teknis, aksi yang dikuti sekitar 80-an masa ini, membentangkan spanduk dan poster tuntutan, serta melakukan orasi dalam bentuk mimbar bebas secara bergantian dari masing-masing perwakilan organisasi mahasiswa.
“Kita bukan aksi menuntut (langsung/Red) ke pemerintah. Tetapi (dalam aksi ini/Red) kawan-kawan mahasiswa dibebaskan mengekspresikan mengenai isu-isu pendidikan melalui pembacaan puisi, monolog, teatrikal, dan lainnya,” kata Aris selaku juru bicara media Aliansi Mahasiswa Kudus.
Dalam press release aksi yang bertajuk “Aliansi Mahasiswa Kudus: Wujudkan Ruang Akademik Demokratis dan Bebas dari Kekerasan Seksual!” ini menyoroti bermacam permasalahan pendidikan nasional dan isu-isu lain yang belum terselesaikan sampai sekarang. Selain itu, aksi ini menjadi upaya mahasiswa agar tidak gagap dalam menanggapi isu-isu nasional maupun internasional.
“Diharapkan gerakan mahasiswa di Kudus dapat terbangun secara masif, karena jika berkaca pada aksi-aksi sebelumnya, masih sangat kurang terbuka dalam merespon beragam isu yang ada,” ungkapnya.
 |
| ASPIRASI: Mahasiswa sampaikan permasalahan pendidikan nasional dalam aksi damai, Senin (03/05/2021). |
Sementara itu, Ahmad Dhakilur Royan, Koordinator Lapangan (Korlap), menyampaikan enam poin tuntutan diantaranya yaitu, laksanakan vaksinasi secara merata agar pembelajaran tatap muka bisa segera dilaksanakan, sahkan RUU PKS, wujudkan ruang akademik yang demokratis dan bebas dari kekerasan seksual, menolak berbagai bentuk kriminalisasi terhadap aktivis pro-demokrasi, cabut Omnibus Law, dan yang terakhir bayarkan THR kepada buruh secara penuh dan tepat waktu.
“Aksi ini memang dilatarbelakangi Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Namun juga ada poin yang membahas tentang perburuhan,” katanya.
Lanjut dia, saat memberikan keterangan di lokasi mengenai apa yang selanjutnya dilakukan jika nantinya tidak ada realisasi (hasil) sesuai tuntutan yang disampaikan.
“Karena ini aksi damai dan upaya dalam menyampaikan aspirasi, kalau tidak terealisasi kami akan aksi lagi,” pungkasnya.
Ahmad Minan Nur Rohman, salah satu peserta aksi dari HMI Cabang Kudus menanggapi aksi ini sangat penting bagi peran mahasiswa untuk berani menyampaikan aspirasi di depan publik.
“Karena momentum aksi ini tepat di hari kebebasan pers dunia, maka jangan takut untuk menyampaikan aspirasi,” katanya. (Ftw)
