Salah satu potret adegan Video Art Project berjudul "Deer and Rabbit." |
KUDUS, parist.id - Teater Satoesh IAIN Kudus berkolaborasi bersama Komunitas Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW) dan Teater Tigakoma Universitas Muria Kudus membuat Video Art Project bertema isu lingkungan.
Dengan judul ''Deer And Rabbit'' (Kijang dan Kelinci), video berdurasi kurang lebih 3 menit berbentuk video art performance ini dikemas semi cinematic. Co-Director video, Naila mengatakan, pembuatan video ini bertujuan untuk mengedukasi kepada masyarakat pentingnya mengelola dan menjaga keseimbangan alam.
"Video ini mengangkat isu tentang hubungan antar makhluk hidup, baik flora, fauna, dan manusia di dalam ekosistem hutan. Selain itu, juga sebagai potret atas keserakahan manusia," jelasnya saat dihubungi via WhatsApp, Selasa (06/07).
Lewat video ini, Naila ingin menunjukkan, bahwa pandemi Covid-19 tidak lantas dijadikan alasan bagi seseorang untuk terus berkarya.
"Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa di tengah wabah Covid -19, praktisi seni masih tetap bisa membuat karya-karyanya," tambahnya.
Sementara itu, Director video, Rhy Husaini menjelaskan, kegiatan ini digagas sebagai bentuk nyata adanya hubungan yang konkrit antara mayarakat desa dan akademisi terutama mahasiswa.
"Melalui film ini, kami mengolaborasikan tiga bidang kesenian, yakni seni tari, teater (keaktoran) dan film," ungkapnya.
Lebih lanjut, Rhy mengungkapkan, bahwa karya ini tidak hanya sebagai edukasi saja, tetapi juga diikutsertakan dalam lomba video lingkungan yang diadakan Korea-Indonesia Forest Centre (KIFC) yang didukung oleh Korean Forest Service (KFS) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Salah satu talent, ketua Teater Tigakoma, Rifky berharap, video ini dapat menjadi pemantik bagi mahasiswa, praktisi akademisi maupun masyarakat desa untuk saling bersinergi.
"Semoga semua bisa terus bersinergi membangun jaringan kebudayaan yang sehat di luar. Jadi, mahasiswa tidak hanya sekadar mengikuti kegiatan KKN atau PPL kampus saja," ujarnya. (Tias/detik)