Dirjen Pendis Kemenag ketika sedang memaparkan materi bedah tema PBAK IAIN Kudus melalui Zoom Meeting, Senin (23/08). Foto : Mahiroh/Paradigma |
KAMPUS, parist.id - Hari kedua Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) IAIN Kudus masih berlangsung daring. Panitia mengadakan bedah tema "Mewujudkan Mahasiswa Berprestasi Unggul dan Moderat Demi Terciptanya Harmoni Toleransi dalam Kebhinekaan dan Berakhlakul Karimah" sebagai bekal mahasiswa baru menjemput masa depan, Senin (23/08).
Hadir dalam acara, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Suyitno. Dia mengatakan bahwa PBAK tidak semata-mata bentuk pengenalan dalam konteks yang sederhana, tetapi lebih kepada bagaimana pengenalan mindset, cara berpikir dan kemandirian.
"Mahasiswa harus bisa mengubah mindset, cara berpikir, dan move on dari sifat pelajar tingkat SMA. Seorang mahasiswa juga dituntut untuk berpikir inklusif, terbuka, tidak mudah menyalahkan pihak lain," paparnya melalui Zoom Meeting, Senin (23/08).
Cara berpikir mahasiswa, tambah Suyitno, harus bersifat inklusif, tidak tunggal, dan mempunyai cara pandang yang luas.
"Cara pandang yang membangun perspektif, cara pandang yang mengedepankan nilai-nilai keharmonian dan nilai-nilai keterbukaan," jelas Suyitno. "Kata kuncinya adalah dengan rumus KEP (Karakter, Entrepreneur, Pintar)," tambahnya.
Suyitno menguraikan, rumus pertama menjadi mahasiswa IAIN Kudus harus kuat di bidang karakter, berakhlakul karimah. Kedua adalah enterpreneur yang menyangkut kewirausahaan, kemandirian, kreativitas mencari usaha sendiri. Dan ketiga pintar dengan adanya prestasi akademik yang tinggi/unggul.
"Dahulukan karakter yang baik, baru enterpreneur, kemudian pintar. KEP adalah modal bagi mahasiswa dalam menjemput masa depan," tegasnya.
Di akhir pemaparan, Suyitno berpesan agar menjadi mahasiswa yang moderat tetapi tetap unggul. Menjadi mahasiswa yang berakhlakul Karimah tetapi tetap punya enterpreneur.
Melengkapi pemaparan Suyitno, Kepala Subdirektorat Sarana, Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Ruchman Basori berpesan 6 hal kepada mahasiswa dalam menyongsong Indonesia emas 2045.
"Belajarlah Islam dengan benar, jadilah mahasiswa yang cerdas dan kritis, jadilah warga medsos yang cerdas, lakukan counter narasi dan ideologi melawan intoleransi dan radikalisme, bersinergi dan berkolaborasi, serta yang terakhir dan paling penting adalah jadilah aktivis mahasiswa," pungkasnya. (Mhr)