Pemaparan materi Sejarah Ideologi Bangsa oleh Kaprodi PPI IAIN Kudus, Siti Malaiha Dewi, Selasa (24/08). Foto : Nada/Paradigma |
KAMPUS, parist.id - Mahasiswa baru IAIN Kudus masih antusias mengikuti jalannya Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) online IAIN Kudus di hari ketiga. Pada hari itu, peserta yang terbagi masing-masing fakultas dibekali materi "Sejarah Ideologi Bangsa", Selasa (24/08).
Pembicara pada materi ini , Kaprodi Pemikiran Politik Islam, Siti Malaiha Dewi, memaparkan bagaimana lahirnya Pancasila sebagai ideologi bangsa.
"Kemerdekaan itu murni perjuangan Indonesia, bukan hadiah dari Jepang. Kemudian Muh Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno menjadi penjuang yang membentuk dasar negara agar dapat menyatukan nilai-nilai, dan membentuk satu kata yang mewakili, yaitu Pancasila," paparnya melalui Zoom Meeting, Selasa (24/08).
Munculnya keresahan para pemuda non Islam memicu perpecahan pada sila pertama. Maka dari itu, dengan mengesampingkan ego masing-masing, semua sepakat untuk mengubahnya.
"Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-Pemeluknya diubah menjadi Ketuhanan yang Maha Esa," jelasnya.
"Pancasila adalah kesepakatan yang luhur dari sendiri bangsa, untuk mengesampingkan ego bisa dileburkan menjadi persatuan bangsa," tegas Malaiha.
Sementara itu, di fakultas yang berbeda, Dosen IAIN Kudus, Suparwi menuturkan kepada para mahasiswa baru agar menjadi salah satu pelaku sejarah. Menurutnya, sebagai mahasiswa, tidak boleh hanya kuliah pulang atau jadi mahasiswa kupu-kupu.
"Sebagai mahasiswa kita punya dua pilihan, mau menjadi mahasiswa kupu-kupu yang hanya bermain gadget dan menonton sejarah, atau aktif di kampus, mencari relasi, banyak kegiatan dan menjadi pelaku sejarah," kata Suparwi
Ia melanjutkan, sebagai mahasiswa IAIN Kudus, harus bisa menyeimbangkan antara hablum minallah dan hablum minannas. Maksudnya, selain mendalami ilmu agama di kampus, mahasiswa juga perlu menjaga hubungan baik dengan orang lain.
"Bagaimana kita kuliah dengan membangun jiwa islami, menumbuhkan nilai-nilai kekeluargaan, membanggakan orang tua, dan melakukan diskusi-diskusi tentang bangsa Indonesia," paparnya lebih lanjut.
Setelah mengikuti kegiatan PBAK ini, Suparwi berharap mahasiswa baru memiliki banyak inisiatif untuk menjadikan kampus IAIN Kudus menjadi lebih maju.
"Selamat berproses untuk para generasi muda, semangat belajar, dan jangan sampai lupa pada sejarah," ucapnya. (Hsn/Nd)