Kunjungan mahasiswa KKN IK IAIN Kudus Desa Karangrowo ke budidaya lele milik Busro, Senin (20/09) Foto: dok. Tim KKN IK IAIN Kudus Desa Karangrowo |
KUDUS, parist.id – Budidaya lele milik Busro merupakan menjadi salah satu pembudidaya ikan lele terbesar di Dukuh Kaliyoso Desa Karangrowo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus.
Budidaya lele yang baru berjalan beberapa tahun ini sudah berjalan dengan baik. Busro (28), pemilik usaha lele ini mengaku asal muasal yang melatarbelakangi dirinya melakukan budidaya ikan lele ini adalah bapaknya, Masruki.
"Kiranya biar bapak kerja di rumah tidak pergi ke sawah, kasihan karena beliau sudah tua,” ucap, Busro saat ditemui Tim KKN IK IAIN Kudus Desa Karangrowo pada Senin. (13/8/2021)
Busro mengatakan, untuk mengembangbiakkan lele perlu penyortiran. Tujuannya adalah untuk membedakan jenis kelamin.
"Untuk lele betina datar di bagian bawah perutnya, sedangkan untuk yang jantan agak menonjol," paparnya
Usia lele juga perlu disortir. Busro menjelaskan masa awal pembibitan adalah 5-7 minggu, untuk sortiran pertama dilakukan setelah 2 minggu pembibitan. Dan untuk sortiran ke 2 dan seterusnya dilakukan dengan jarak 1 bulan dari sortiran pertama.
"Masa panen lele tersebut berkisar antara 2,5-3 bulan. Sedangkan diameter kolam 1/m2 dapat menampung sekitar 200-300 ekor lele," jelasnya lebih lanjut.
Pada masa awal usaha, Busro pernah memproduksi bibit sendiri tapi Kesulitan dalam pembuatan bibit berada pada pakannya yaitu harus cacing sutra untuk pakan yang bagus dan air yang harus benar-benar terjaga kualitasnya.
Awalnya budidaya ikan lele dikelola oleh ayahnya yaitu sekitar 3-4 kolam. Setelah Busro pulang dari kerja ke luar kota (merantau) usahanya mulai di kelola sendiri, yang awalnya 4 kolam menjadi 24 kolam dalam waktu 4 tahun sudah mencapai 70.000 ekor tahun ini.
"Separuh jalan sekitar 2 tahunan saya mencoba beralih ke ikan nila dan gurami, namun mengalami kegagalan akibat kesulitan cara budidayanya," akunya.
Setelah kegagalanya pak busro optimis untuk kembali ke ikan lele lagi, dalam hal mengenai perawatan ikan lele memiliki kesulitan di air dan pakan.
Mengenai air yang dibutuhkan, dulu diambilkan dari sumur. Karena jumlahnya tidak bisa mencukupi, lalu dialihkan untuk mengambil dari sungai itupun harus ada pengawasan mengenai pH air, agar kadar airnya tidak membawa kotoran ataupun racun dan
Untuk mengatur pH air, Busro hanya menggunakan perkiraan dari warna ata bau. Sedangakan untuk pergantian air tiga sampai lima hari, itupun tergantung kondisi airnya.
Untuk kesulitan dipakan minimnya keuntungan yang di dapatkan karna tidak stabilnya harga pakan dengan hasil penjualan yang dihasilkan. w Walapun begitu, Busro membuat inovasi dengan membuat pakan campuran sendiri.
"Pasca masa pendemi ini kesulitanya di pemasaran karena susahnya mencari pengepul yang cocok,” pungkasnya.
(Tim KKN-IK IAIN Kudus Desa Karangrowo)