Gunungan pada Kirab Pager Mangkok berupa hasil bumi, Kamis (25/11/2021). (Foto: Anas/Paragraph) |
KUDUS, parist.id - Festival Pager Mangkok Kampung Budaya Piji Wetan, Desa Lau, Dawe Kudus resmi dibuka dengan Kirab Ritual Pager Mangkok. Meski diguyur hujan, acara kirab tetap berlangsung lancar dan meriah, Kamis (25/11/2021).
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kudus, Kholid Seif, dalam sambutannya mengatakan kirab Pager Mangkok dilaksanakan karena dalam tradisi ini terdapat nilai-nilai yang perlu dilestarikan. Pager Mangkok dapat menjaga kelestarian gotong-royong.
"Warga yang berkecukupan bisa membantu yang kekurangan, saling tolong-menolong," kata Kholid.
Kholid menambahkan, gunungan kirab yang berisi hasil bumi Piji Wetan menandakan adanya ajaran Sunan Muria agar senantiasa bersyukur kepada Allah.
"Kita harus bersyukur atas nikmat sehat yang diberikan, meskipun hujan turun, karena ada nilai-nilai yang harus dilestarikan," ujarnya.
Sementara itu, Muhammad Zaini, selaku Koordinator Kampung Budaya Piji Wetan mengatakan kegiatan Festival Pager Mangkok ini terinspirasi dari ajaran Pager Mangkok dari Sunan Muria.
"Kampung Budaya Piji Wetan berinisiatif untuk mengenalkan ajaran Pager Mangkok kepada masyarakat sekitar, ternyata menjaga kerukunan dan keharmonisan sudah diajarkan Sunan Muria sejak zaman dahulu," kata Zaini.
Lebih lanjut, Zaini menambahkan, Pager Mangkok bermakna sedekah, 'pagerono omahmu kanti mangkok luwih becik ketimbang pager tembok'.
"Artinya, kita membuka diri kepada tetangga, sanak saudara untuk selalu berbagi dan bersedekah saat ada rezeki," tambahnya.
Salah satu warga Desa Lau, Mu'ayanah, mengungkapkan kesan baik pada Festival Pager Mangkok ini. Ia merasa antusias mengikuti acara kirab.
"Ya walaupun hujan tetap semangat, untuk KBPW semoga semakin meriah acaranya," harapnya. (Na)