Foto: Istimewa |
KUDUS, parist.id - Jendela puisi kembali mengadakan ngobrol santai melalui live streaming di akun Instagramnya. Mengangkat topik "Ngopi Terasi (Ngobrol Pintar Seputar Literasi di Kudus)", acara ini berlangsung selama satu jam dengan narasumber Ade Achmad Ismail dari Paradigma Institute, Jum'at (11/02/2022).
Dalam obrolannya, Ade Achmad Ismail sebagai pegiat literasi mengungkapkan penjualan buku di Kudus masih standar. Menurutnya, hanya orang-orang tertentu yang gemar untuk membeli buku.
"Kalau dilihat dari penjualan buku, masih jauh dari kata banyak tapi tidak sedikit juga. Orang-orang yang suka buku di kudus sebenarnya banyak tapi hanya orang itu-itu saja. Misalnya dia beli 3-5 buku itu kan banyak, tapi orang yang beli buku orang itu-itu saja," ungkapnya.
Sementara itu, Ismail mengatakan minat baca di Indonesia masih rendah, hal ini disebabkan adanya keterkaitan dengan budaya literasi. Ia mengungkapkan pada setiap daerah memiliki karakter yang berbeda dalam budaya literasi.
“Indonesia itu kan meluas dan menyeluruh, kalau bisa dibilang paling kuat itu ada di kota besar seperti Jakarta, Makassar, Jogjakarta. Pokoknya di situ kamu mendirikan toko buku kalau konsisten dan serius pasti laku,” ujar Ismail.
Salah satu cara menumbuhkan minat literasi dengan cara membaca. Ismail mengatakan adanya penerbitan buku bajakan menjadi penyebab adanya literasi di Indonesia menurun.
"Adanya penerbit bajakan memang membantu menumbuhkan minat baca karena mereka menjual buku secara murah. Tapi adanya buku bajakan bisa mematikan pasar buku asli dan juga penulisnya. Jadi seharusnya penerbit bajakan memang harus diberantas" tegas Ismail.
Reporter : Suci, Nila
Editor : Muna