Penyampaian Mauidhoh Hasanah oleh Ustadz Moh. Bahauddin. (Foto : Dokumen hmps MTK) |
PARIST.ID, Kampus - Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Tadris Matematika (TM) IAIN Kudus menggelar KUADRAN 1 (Kuhadapi Ujian Dengan Khatam Al-Qur’an) dalam rangka menyambut pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) Genap. Kegiatan ini mengangkat tema tentang empat golongan yang dirindukan surga dengan pembicara Muhammad Bahauddin, bertempat di Gedung PKM IAIN Kudus, jumat (15/06/2022).
Dalam tausiyahnya, pria yang akrab dipanggil Ustadz Baha ini menyampaikan tentang adanya empat golongan yang dirindukan oleh surga. Pertama, orang yang gemar membaca Al-Qur’an (Taalil Qur’an). Kedua, orang yang yang menjaga lisanya dari perkataan kotor, mencaci maki, dan menghujat (Wa Haafidzii lisan). Ketiga, orang yang memberi makan sesamanya yang kelaparan (Wa Muth’mimul Jii’an). Keempat, orang yang berpuasa di bulan Ramadan (Wa Shooimiina Fi Syahri Romadan).
“Diungkapkan dalam sebuah hadist, Nabi Muhammad bersabda: Aljannatu Musytaqotun Ila Arba’ati Nafarin, Taalil Qur’an, Wa Haafidzii lisan, Wa Muth’mimul Jii’an Wa Shooimiina Fi Syahri Romadhon,” terangnya.
Ustadz Baha kemudian menjelaskan permasing-masing golongan. Golongan yang pertama adalah orang yang gemar membaca Al-Qur'an. Pada bulan Ramadhan memang identik dengan kegiatan tadarusan Al-Qur'an, sangat bagus dilaksanakan. Karena keistimewaan dalam membaca Al-Qur'an yang sangat tinggi terlebih di bulan yang suci (Ramadhan).
“Baik kita memahami atau tidak makna dari ayat Al-qur’an yang dibaca, kita tetap mendapat pahala,” ungkapnya.
Golongan yang kedua adalah orang yang menjaga lisan. Menjaga lisan merupakan kemampuan mengendalikan agar senantiasa terhindar dari mengucapkan sesuatu yang buruk seperti, berbicara bohong, membicarakan keburukan orang lain ( _ghibah_ ), dan lain sebagainya.
“Karena orang-orang yang membicarakan keburukan orang lain diibaratkan sama dengan memakan daging saudaranya sendiri,” tegasnya lagi.
Golongan yang ketiga adalah orang yang memberi makan sesamanya yang kelaparan. Ia menjelaskannya dengan sebuah kisah seseorang yang menyembah api (Al-Majusi), tetapi mendapatkan ridho dari Allah SWT karena memberi makan orang yang membutuhkan.
“Bahrom Al-Majusi pernah memberi makan pada anak-anak yang kelaparan, sebelum kematianya ia sempat mengucapkan 2 kalimat syahadat," ujarnya.
Golongan terakhir yang dirindukan oleh surga adalah orang yang berpuasa di bulan Ramadhan. Dijelaskan dalam kitab Lathoif Al-Ma’arif, bahwa Allah SWT menjadikan puasa sebagai Syariat, bertujuan agar orang-orang yang berkecukupan dapat merasakan hal-hal yang dialami oleh orang-orang yang kekurangan, seperti menahan lapar.
"Sehingga menimbulkan perasaan senasib serta muncul keinginan untuk berbagi," pungkasnya.
Editor : Mahiroh