Podcast telusur sejarah Piji Wetan dalam rangka Festival Takjil Ramadhan, Rabu (27/04/2022). (Foto: Fiya/Detik) |
PARIST.ID, KUDUS - Dalam Festival Takjil Ramadhan, Kampung Budaya Piji Wetan menggelar podcast telusur Sejarah Piji Wetan. Podcast tersebut dipantik oleh tamu undangan yakni Sugito, Ali, Wagiman, dan Zaini, yang berlangsung di Panggung Ngepringan KBPW, Rabu (27/04/2022).
Koordinator Acara, Muhammad Zaini mengatakan bahwa Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW) telah diakui oleh Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan (Kemendikbud). Selain itu, KBPW juga masuk dalam kategori 30 besar desa budaya yang ada di Indonesia.
"Banyak sejarah dan budaya peninggalan Sunan Muria yang perlu dilestarikan, seperti Pagar Mangkuk dan Tapa Ngeli. Ada juga Tapa Ramen, dimana kita menemukan terdapat daerah di Piji Wetan ini yang sama sekali tidak bisa dijangkau sinyal," terang Zaini.
Sebagai bentuk mengenang dan nguri-nguru sejarah, Zaini yang akrab disapa Jessy ini mengutarakan keinginannya untuk menjadikan KBPW sebagai Pusat Studi Tentang Muria.
"Kalau di Muria ini belum ada yang menangani, maka akan menjadi konsentrasi bagi kbpw, karena ada silsilah dzuhriah yang menjalur ke mbah Sunan Muria," ujarnya.
Menyambung cerita Zaini, salah satu tamu undangan, Bang Ali, menyebutkan selain sejarah, seni dan budaya yang ada di Piji Wetan juga menjadi potensi lahirnya Kampung Budaya.
"Di Piji Wetan juga banyak kesenian dan budayanya, mulai dari terbang, hingga seni bela diri," ujarnya.
Ali mengatakan, dulu KBPW dipandang debagai desa yang religius saja. Akan tetapi sekarang dikenal juga sebagai desa yang bersejarah, berbudaya, dan seni yang ada.
"Kenyataannya banyak warga yang masih peduli dengan sejarah, budaya, dan seni, hal ini juga menjadi faktor pendukung hingga lahirnya Kampung Budaya Piji Wetan ini dengan slogannya salam 'asah asih asuh'," kata Ali
Melihat perkembangan KBPW, Ali mengaku turut mendukung kegiatan yang akan dilaksanakan. Ia berpesan kepada setiap warga yang ikut membangun KBPW, untuk pantang mundur demi mewujudkan kampung budaya yang lebih maju kedepannya.
Turut hadir dalam podcast, Sugito, sesepuh Piji Wetan, menjelaskan lahirnya KBPW juga mampu menghidupkan desa dan membantu perekonomian warga. Karenanya ia mendukung keinginan dan mimpi warga untuk terus mengembangkan KBPW.
"Pertama kita perlu niat, lalu memiliki mimpi tentang bagaimana Kampung Budaya Piji Wetan ini akan dibentuk. Kalau sudah ada niat, ada mimpi, tinggal pelaksanaannya," pungkasnya.
Editor : Mirna