Siswanto memaparkan materi pada Workshop Kepenulisan "NGANU" (Ngabuburit Sambil Nulis). (Foto: Zaim/Paradigma) |
PARIST.ID, Kudus - Kelompok Teater Mahasiswa Kudus (TEMAKU) menggelar workshop kepenulisan bertajuk "NGANU" (Ngabuburit Sambil Nulis). Acara diikuti sekitar 40-an mahasiswa dan pelajar teater se-Kudus, dan berlangsung di Gedung U Universitas Muria Kudus, Sabtu (09/04/2022).
Dimoderatori oleh Wisnu Bayu Murti, acara yang berlangsung sejak 15.00 wib ini mengundang pemateri tunggal Siswanto, Founder Taman Baca Abata asal Pati.
Dalam kesempatan tersebut, Siswanto memaparkan teknik-teknik menulis baik karya fiksi maupun non fiksi. Adapun beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam karya fiksi di antaranya alur, latar, penokohan, konflik, dan ending.
"Dalam ending intinya bagaimana pesan atau kesan yang kita tulis bisa memengaruhi pembaca," paparnya.
Tidak jauh berbeda dengan karya fiksi, karya non fiksi juga perlu memerhatikan unsur-unsur tersebut. Namun, Siswanto melanjutkan, yang membedakan pada tulisan non fiksi ialah terletak pada karakternya yang ilmiah, berbasis data, dan analisisnya yang lebih sistematis.
"Unsur-unsurnya sama, yang terpenting itu tergantung kita mau menulis apa," jelasnya.
Lebih lanjut, Siswanto turut mengajak peserta untuk percaya diri ketika menulis dan memperbanyak membaca. Menurutnya, membaca tidak hanya sebatas tekstual saja, melainkan bisa dengan membaca lingkungan dan fenomena yang ada di sekitar.
"Membaca adalah senjata untuk menulis, orang yang banyak membaca pasti mempunyai pengalaman yang luar biasa," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Teater Mahasiswa Kudus, Hisyam Hidayatullah, menyebutkan kegiatan ini bertujuan untuk mengasah dan meningkatkan kualitas kepenulisan, terutama dalam pembuatan naskah dan karya tulis.
"Puisi-puisi yang dipentaskan itu kan biasanya karya orang, kita ingin mengembangkan ide di kepala supaya bisa nulis naskah seperti cerpen, drama atau puisi sendiri," ungkapnya
Tindak lanjut dari kegiatan ini, kata Hisyam, karya-karya dari peserta akan dikumpulkan dan dijadikan sebuah antologi.
"Hasil dari workshop ini setiap peserta akan diminta membuat satu cerpen atau puisi," sambungnya.
Ia berharap workshop ini dapat memantik mahasiswa dan pelajar teater di Kudus untuk lebih giat dan produktif dalam menulis dan mencipta karya.
Supaya nantinya teman-teman setelah mendapat bekal workshop ini bisa menerapkannya dalam pengembangan ide dalam naskah drama atau pementasan," tambahnya.
Reporter: Inna, Zaim