Ngaji literasi bab menulis cerpen dan novel oleh Khilma Anis di bulan ramadan, Minggu (10/04). (Foto: Eka/Detik) |
PARIST.ID, Yogyakarta - Komunitas Sambi.id mengadakan Pasanan Ngaji Literasi atau disebut dengan “Ngaliterasi Sambi Ramadan 1443 H”. Mengangkat materi dengan tajuk Ngaji Kitab Fiksi, agenda ini mengundang narasumber Khilma Anis untuk mengulas tahapan beserta tips dalam menulis novel dan cerpen. Agenda berlangsung secara daring melalui zoom meeting sejak pukul 20.00 WIB - 21.00 WIB, Minggu, (10/04/2022).
Sebagai narasumber tunggal, Khilma Anis mengutarakan beberapa nasihat yang perlu diingat sebelum menulis sebuah karya, salah satu nasihat yang menggugah hatinya berbunyi "Jangan mati tanpa meninggalkan karya". Dari nasihat tersebut dirinya mempunyai tekad untuk menulis.
Menurut Khilma, tahapan pertama sebelum menulis yakni menata niat. Dengan begitu, penulis mendapatkan apa yang diniatkan dalam tulisannya. Penataan niat ini juga menjadi solusi lantaran perjalanan menulis tidak bisa diprediksi, selalu ada jatuh bangunnya.
“Menulis sangat bergantung pada niat. Kalau niat menulis hanya untuk mengenang seseorang, maka yang didapatkan penulis hanya itu. Jadi kuatkan niat karena pada proses menulis nanti kita tidak bisa memprediksi bagaimana kendalanya, dan bagaimana ending-nya,” pesan Khilma Anis
Tahapan selanjutnya yakni penulis harus menguasai 'teknik penulisan' novel maupun cerpen. Teknik penulisan ditinjau dari unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Dalam tahap ini, ia menekankan pada pemilihan latar dan nilai yang dibawakan cerita.
“Latar yang baik bukanlah latar dengan pemilihan tempat yang terlihat ‘wah’, namun latar yang digambarkan secara detail. Perlu adanya riset sebelum memilih latar, bisa dari membaca literatur mengenai tempat yang dipilih atau bahkan bisa langsung mengunjungi tempatnya,” ungkap narasumber yang akrab disapa Ning Khilma.
Berkaitan dengan penguasaan teknik, ia juga menekankan pentingnya unsur nilai dalam cerita, baik berupa nilai sosial, nilai religi, maupun nilai-nilai lainnya.
“Tulisan yang bagus adalah tulisan yang mengandung nilai, sehingga hikmah dari cerita bisa dirasakan oleh pembaca,” Tambahnya.
Tahapan yang terakhir, sebelum memutuskan untuk menulis maka harus mempersiapkan diri. Khilma berpendapat bahwa penulis wajib mempertanggungjawabkan terhadap apa yang ditulis dan tulisan tidak plagiasi.
Sebagai penutup materi, Khilma memberikan tips menulis yang biasa ia lakukan. Ada tiga hal yaitu mengidolakan seorang penulis untuk mempelajari tulisannya, menjalin relasi antar penulis dan pembaca melalui media sosial, dan bertawasul atau mendoakan leluhur untuk mendapat berkah selama menulis.
Menyimpulkan materi dari Khilma Anis, selaku moderator, Efulya Himawan mengatakan bahwa tulisan terbangun dari hal-hal dasar (kecil) kemudian menjadi karya yang besar.
“Tulisan lahir dari pondasi-pondasi yang kuat dan terus menerus melewati berbagai langkah untuk menjadi sebuah karya yang utuh.” pungkas Efulya.
Reporter : Eka
Editor : Mirna