Tangkapan layar Ngadem (Ngaji Bareng Dema Fata), Sabtu (16/04/2022). (Foto: Dema Fata) |
PARIST.ID, Kampus - Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Tarbiyah (Dema Fata) menggelar kegiatan Ngadem (Ngaji Bareng Dema Fata) dengan tema "Manajemen Hati di Bulan Ramadhan untuk Meningkatkan Kualitas Keimanan dan Ketaqwaan". Acara ini dilaksanakan secara online dan diikuti kurang lebih 73 peserta, Sabtu (16/04/2022).
Menjadi salah satu rentetan kegiatan dari Gebyar Ramadan, Dema Fata juga menggelar Khotmil Qur'an, bagi-bagi takjil, dan ditutup dengan buka bersama semua pengurus Dema Fata.
Selaku ketua panitia, Muhammad Nailur Ridho mengatakan kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian terhadap mahasiswa terkait makna puasa. Bagaimana cara mengatur keadaan hati agar tidak menuju hal-hal yang dapat mengurangi pahala puasa.
"Kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan kembali mahasiswa, kalau puasa bukan hanya menahan dahaga, tetapi melatih juga untuk mengendalikan diri," ungkap Nailur.
Wakil dekan III Fakultas Tarbiyah, Saliyo, mengungkapkan bahwasannya puasa merupakan ibadah. Dengan begitu, dapat meningkatkan kualitas hati dengan menyemarakkan ibadah-ibadah sunah. Puasa juga sebagai ranah melatih kontrol diri terhadap hawa nafsu.
"Kalau kita masih ada penyakit hati seperti rasa iri, dengki, riya, benci, itu puasa kita belum maksimal," ungkap Saliyo.
Selain itu, Saliyo menambahkan bahwa puasa juga mengajarkan nilai moderasi beragama. Karena puasa bukan perihal orang yang melaksanakan saja, namun untuk yang tidak puasa (sebab berhalangan) agar dapat menahan nafsu sebagai bentuk penghormatan pada sesama.
Selaras dengan Saliyo, Dosen Fakultas Tarbiyah, Mohammad Bahauddin mengatakan puasa merupakan penggugah jiwa untuk senantiasa mengingat terhadap kondisi orang yang membutuhkan. Manajemen hati di bulan Ramadan yang sebenarnya dengan welas asih, bersedekah, serta menjaga mulut dari dosa dan dusta.
"Esensi puasa bukan makan yg berlebih-lebihan, melainkan agar tahu rasa menjadi mereka ketika kelaparan, bukan malah menjadikan berbuka sebagai waktu balas dendam," pungkasnya.
Editor: Mirna