Kehadiran Rektor IAIN Kudus bersama jajarannya dalam cara GKS (Gebyar Kreativitas Seni) di GOR IAIN Kudus, Senin (25/07). Foto : (Tias/Paradigma) |
PARIST.ID, Kampus – Untuk meningkatkan kearifan lokal budaya, Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Kudus adakan Gebyar Kreativitas Seni (GKS) ke-7. Mengangkat tema " Legenda Dalam Budaya Nusantara", acara ini bertempat di Gedung Olahraga (GOR) IAIN Kudus, pada Senin (25/07/2022).
GKS Vll menjadi pagelaran drama dan tari sebagai tempat bagi mahasiswa dalam meningkatkan kreativitas seni. Selain itu juga mengenalkan macam-macam budaya Nusantara dengan penampilan Tari Kudusan kolaborasi Gema Nusantara oleh dosen dan mahasiswa.
Acara yang dibuka oleh Rektor IAIN Kudus, yakni Abdurrahman Kasdi, mengaku bangga atas penampilan Gema Nusantara dan Tari Kudusan yang berhasil mengangkat kearifan lokal Kudus. Ia mengungkapkan hal itu terkait IAIN Kudus terkenal dengan kultur agama yang sangat pekat.
"Bersyukur dan sangat senang GKS bisa dilaksanakan kembali untuk tahun ini. Persiapannya juga bagus ketika awal diberi hiburan dengan tarian yang cukup menarik," Ungkapnya.
Selain dihadiri dosen PGMI, Turut hadir juga segenap jajaran rektor, dekan IAIN Kudus, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kudus, Rembang, dan budayawan sebagai apresiator pagelaran GKS ke VII.
Ketua HMPS PGMI, Irma Noviana sangat mengapresiasi kerja keras dan semangat panitia. Ia juga turut berterima kasih segenap pihak yang membantu dalam penyelenggaraan dan memeriahkan acara GKS VII ini.
Selaku ketua panitia, Muhammad Yusrun Nada memaparkan bahwa acara GKS memang menjadi acara tahunan sehingga harus berkesan. Ia juga menjelaskan acara ini juga untuk memenuhi persyaratan munaqosah mahasiswa PGMI IAIN Kudus yang menjadi syarat kelulusan.
"Kegiatan GKS ini sebagai persyaratan munaqosah dari mahasiswa PGMI sendiri. Dari acara ini mahasiswa dituntut untuk mampu menguasai panggung, menguasai diri, dan menguasai di bidang apapun terutama dalam bidang drama serta melatih kekreatifan mahasiswa," Jelas Yusrun.
Salah satu penonton, Siti Saidah mahasiswi PGMI semester delapan mengungkapkan cukup takjub dengan acara GKS pada tahun ini, pasalnya persiapan yang singkat namun pembawaannya maksimal. Ditambah jumlah penonton yang sangat banyak dibanding tahun sebelum-sebelumnya hingga ada yang rela berdiri demi menonton pertunjukkan.
"Ini bagus banget, kesiapan mereka itu cukup matang dan penontonnya itu sebanyak ini dan gak nyangka. Berharap untuk tahun depan semakin meriah, dan fasilitas seperti kursi bisa ditambah juga," Jelas Siti.
Acara yang dibuka oleh Rektor IAIN Kudus, yakni Abdurrahman Kasdi, mengaku bangga atas penampilan Gema Nusantara dan Tari Kudusan yang berhasil mengangkat kearifan lokal Kudus. Ia mengungkapkan hal itu terkait IAIN Kudus terkenal dengan kultur agama yang sangat pekat.
"Bersyukur dan sangat senang GKS bisa dilaksanakan kembali untuk tahun ini. Persiapannya juga bagus ketika awal diberi hiburan dengan tarian yang cukup menarik," Ungkapnya.
Selain dihadiri dosen PGMI, Turut hadir juga segenap jajaran rektor, dekan IAIN Kudus, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kudus, Rembang, dan budayawan sebagai apresiator pagelaran GKS ke VII.
Ketua HMPS PGMI, Irma Noviana sangat mengapresiasi kerja keras dan semangat panitia. Ia juga turut berterima kasih segenap pihak yang membantu dalam penyelenggaraan dan memeriahkan acara GKS VII ini.
Selaku ketua panitia, Muhammad Yusrun Nada memaparkan bahwa acara GKS memang menjadi acara tahunan sehingga harus berkesan. Ia juga menjelaskan acara ini juga untuk memenuhi persyaratan munaqosah mahasiswa PGMI IAIN Kudus yang menjadi syarat kelulusan.
"Kegiatan GKS ini sebagai persyaratan munaqosah dari mahasiswa PGMI sendiri. Dari acara ini mahasiswa dituntut untuk mampu menguasai panggung, menguasai diri, dan menguasai di bidang apapun terutama dalam bidang drama serta melatih kekreatifan mahasiswa," Jelas Yusrun.
Salah satu penonton, Siti Saidah mahasiswi PGMI semester delapan mengungkapkan cukup takjub dengan acara GKS pada tahun ini, pasalnya persiapan yang singkat namun pembawaannya maksimal. Ditambah jumlah penonton yang sangat banyak dibanding tahun sebelum-sebelumnya hingga ada yang rela berdiri demi menonton pertunjukkan.
"Ini bagus banget, kesiapan mereka itu cukup matang dan penontonnya itu sebanyak ini dan gak nyangka. Berharap untuk tahun depan semakin meriah, dan fasilitas seperti kursi bisa ditambah juga," Jelas Siti.
Reporter : Silvia, Wilda
Editor : Eni