Ekspresi kegembiraan mahasiswa baru usai kegiatan PBAK IAIN Kudus 2022 berakhir |
Menyambut mahasiswa baru tahun 2022 ini,
IAIN Kudus menggelar agenda Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)
secara offline. Agenda rutinan yang dihelat sebelum memasuki tahun ajaran
baru ini, bertujuan untuk mengenalkan budaya akademik kampus bagi mahasiswa
baru. Mahasiswa baru akan dikenalkan
dengan budaya kampus yang kritis, cinta ilmu, terbuka, revolusioner, dan
berakhlak mulia. Melalui agenda inilah mahasiswa-mahasiswa baru mendapat
gambaran besar tentang bagaimana ia kedepannya ketika menjadi seorang
akademisi. Oleh karena itu, PBAK harus dilangsungkan dengan metode yang elegan
dan senantiasa memberi stimulus baik bagi mahasiswa baru.
Momen strategis ini seharusnya dilaksanakan
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai etis. PBAK bukanlah tempat untuk
gagah-gagahan para senior kampus di depan adek-adek barunya. Senioritas
bukanlah budaya akademisi yang patut ditampilkan pada mahasiswa baru.
Senioritas hanyalah budaya konservatif yang jauh dari kata-kata intelektual. Budaya
ini tidak menjadikan mahasiswa baru lebih baik karakternya, tapi malah
memperpanjang rentetan mahasiswa bermental sok kuasa (baca: zaman peralihan). Oleh
karena itu, senioritas sangat bertentangan dengan tujuan PBAK sendiri. Maka
perlu sekali hal ini dibinasakan agar tidak mencederai budaya akademik kampus
yang anti penindasan dan pembodohan.
Selain masalah senioritas yang norak,
atribut organisasi eksternal tidak layak muncul dalam forum PBAK.
Atribut-atribut organisasi eksternal sangatlah bias kepentingan, baik
kepentingan golongan ataupun ideologi organisasi tersebut. Kampus hijau ini harusnya menjadi laboratorium
keilmuan yang bebas dari kepentingan kelompok tertentu. Kepentingan kampus
hanyalah menciptakan kultur masyarakat ilmu. Dimana terbentuk mahasiswa yang
memiliki sikap kritis, terbuka, dan tidak anti kritik(Kuntowijoyo tentang
masyarakat ilmu). Maka dari itu, seharusnya atribut-atribut yang bias
kepentingan tidak boleh hadir dalam PBAK. Bagi para stakeholder bisa
menindak tegas panitia PBAK yang masih membawa embel-embel lain ke dalam forum.
Munculnya atribut-atribut ini hanya menandakan kebringasan dan keserakahan
organisasi eksternal.
Namun, apalah daya baru satu hari PBAK berlangsung
sudah ada penyimpangan yang mencederai mahasiswa, baik internal maupun
eksternal. Panitia dengan bangganya membawa atribut bahkan yel-yel menyebut
organisasi eksternal ke dalam forum PBAK. Bukan masalah iri atau cemburu, tapi
hal demikian terasa norak. PBAK adalah
agenda internal kampus maka dari itu, tidak boleh ada kepentingan luar kampus
yang ikut dalam agenda ini. Hal ini malah menandakan ada kegagalan dalam memainkan peran
eksternalnya. Sehingga mereka bergelut diranah internal kampus. Maka, yang
demikian menjadi lucu dan tidak etis untuk dipertontonkan publik.
Sebenarnya masih banyak yang perlu
dievaluasi dari PBAK tahun ini. Mulai dari persiapan yang kurang matang sampai
koordinasi yang tidak transparan. Panitia dirasa terlalu memikirkan kepentingan
golongannya sehingga lupa terhadap esensi PBAK. Seharusnya panita mampu
menjadikan PBAK sebagai gerbang awal untuk memaksimalkan potensi mahasiswa
Islam. Sehingga mereka dikemudian hari mampu membawa revolusi peradaban dengan
Islam sebagai alatnya. Dekatkan mereka dengan realitas yang sekarang terjadi di
masyarakat. Jangan sampai mereka hanya menjadi sosok intelektual tradisional
yang hanya memenuhi rak-rak tidak berguna. Namun, mereka haruslah menjadi sosok
intelektual organik(Gramsci). Dimana kerja intelektualnya dihibahkan
untuk kepentingan manusia dan alam semesta.
Sikap mulia tersebut tentu harus diperjuangkan
dengan cara yang mulia pula. Mari mengusahakan yang demikian dengan menjadi
insan yang cerdas dan konstruktif. Bergerak secara elegan dengan menjunjung nilai-nilai moral
yang unggul. Mengedepankan visi orang banyak bukan kepentingan golongan. Terus
evaluasi dan kembalikan kesadaran agar kebangkitan Islam segera menjadi
kenyataan bukan sekadar angan uthopis. Serta peradaban emas Indonesia
yang dicita-citakan dalam tema besar PBAK bisa terwujudkan. Hal demikian inilah
yang menjadi aspek menggembirakannya.
Dengan sadar dan tulus penulis tetap
memberikan apresiasi atas terselenggaranya PBAK offline tahun ini. Semoga nantinya
bisa lebih baik dan tidak ada lagi hal kurang etis dalam forum PBAK.
Mengakhiri tulisan ini tidak lupa saya
ucapkan selamat datang mahasiswa baru IAIN Kudus tahun 2022. Selamat mengarungi
samudera keilmuan yang luas tanpa batas. Selektiflah dalam menentukan jalan
untuk mencapai tujuan. Selalu semarakkan kerja intelektual Islam sebagai upaya
dakwah keagamaan. Semoga berkah rahmat Ilahi melimpahi perjuangan kawan-kawan
mahasiswa.
Abadi perjuangan
*Muhamad Fatkhul Huda, Ketum IMM Ar-Rasyid IAIN Kudus 2021/2022