Foto bersama mahasiswa baru IAIN Kudus dari Kaimana, Papua Barat bersama rektor dan jajarannya. Foto : Istimewa |
PARIST.ID, Kampus - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus kedatangan 10 mahasiswa baru dari Papua. Mahasiswa yang berasal dari Kaimana, Papua Barat ini terdiri dari tujuh mahasiswa putri dan tiga mahasiswa putra. Penyambutan rektor beserta jajarannya, berlangsung di Gedung Rektorat lantai tiga, Kamis (18/08/2022).
Kedatangan 10 mahasiswa baru merupakan program afirmasi bagi putra putri Papua. Para calon mahasiswa baru akan diberikan beasiswa berupa gratis Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan pemberian uang living cost selama masa perkuliahan.
Dalam penyambutan ini juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara IAIN Kudus dengan Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaimana, Papua Barat.
Disaksikan oleh para pejabat di lingkungan IAIN Kudus, Ketua MUI Kaimana Papua Barat Muhammad Zein Farisa, Sekretaris PC NU Kaimana Papua Barat Safar Mudasir Furuada dan Pengurus MUI Kabupaten Kaimana, serta 10 mahasiswa baru IAIN Kudus yang berasal dari Papua Barat.
Rektor IAIN Kudus, Abdurrohman Kasdi menyampaikan bahwa terjalinnya MoU ini merupakan sebuah kehormatan bagi IAIN Kudus, karena bisa berkolaborasi langsung bahkan menjadi bagian dari sivitas akademika dengan bergabungnya 10 calon mahasiswa baru yang berasal dari Kaimana Papua Barat.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa IAIN Kudus merupakan tujuan yang tepat bagi mahasiswa Papua mengemban ilmu. Menurutnya, toleransi masih begitu kental terhadap sesama yang terjalin hingga saat ini di Kota Kudus, sehingga mudah bagi mereka untuk beradaptasi dan bersosialisasi.
“Suatu kebanggaan bagi kami karena mulai tahun ini ada saudara kita dari papua yang menjadi mahasiswa di IAIN kudus. Kami sangat welcome. Mereka datang ingin belajar mencari ilmu, ngaji dan nyantri di kudus, " ucapnya.
Rektor menambahkan, bahwa Kudus merupakan pusat pendidikan Islam dan kajian Al-Quran. Kudus yang dikenal dengan Kota Santri ini menyediakan berbagai sumber ilmu. Tingginya toleransi dengan local wisdom-nya yakni GUSJIGANG (Bagus budi pekertinya, pintar ngaji, sukses dagang) diharapkan mahasiswa baru dari Papua dapat mudah menyesuaikan diri.
Ketua MUI Kaimana Muhammad Zein Farisa, mengucapkan terimakasih atas terjalinnya kolaborasi tersebut. Zein menyampaikan bahwa kolaborasi tersebut dirasa tepat dikarenakan adanya sebuah kesamaan toleransi antara Kaimana dan Kudus. Ia mengatakan bahwa di Kaimana terkenal dengan filosofi Satu Tungku Tiga Batu, yang berarti simbol kerukunan dengan toleransi yang kuat.
Editor : Mirna