Narasumber sedang memberikan materi kepada peserta dialog interaktif, Rabu (21/09). Foto : (Ihsan/Paradigma) |
PARIST.ID, Kampus – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kelompok Pecinta Nalar (KPN) menggelar dialog interaktif yang diikuti oleh puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Mengusung tema “Membangun Kesadaran Kritis Mahasiswa Membangun Paradigma Demi Terwujudnya Mahasiswa yang Berkompeten”, kegiatan ini bertempat di SBSN lantai 1 IAIN Kudus, Rabu (21/09/2022).
Turut hadir dalam forum, Presiden Mahasiswa (Presma) IAIN Kudus yakni, Ferdian Zulham Arifin, PresMa Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) Yosafril Dwi Putra, PresMa Universitas Muria Kudus (UMK) Yulian Dwi Enno Kurniawan. Acara tersebut dipandu oleh host Astuti Rahayu, pengurus dari UKM KPN.
Dalam dialog interaktif ini membahas fenomena mahasiswa yang mulai kehilangan kemampuan untuk bernalar kritis. Menanggapi hal tersebut, Zulham mengatakan demi mewujudkan mahasiswa yang memiliki pengetahuan luas dan dapat memahami sesuatu secara mendalam dapat ditempuh dengan aktif dalam sebuah organisasi, selain itu kebiasaan menulis,membaca serta diskusi perlu untuk dihidupkan kembali.
“ Kompleksnya beragam persoalan dalam organisasi menjadi sarana mahasiswa guna terbiasa menghadapi realitas. Mahasiswa perlu memiliki pengetahuan luas yang dapat diperoleh melalui membaca serta bertukar pikiran dengan orang lain,” ujarnya kepada peserta forum.
Lebih lanjutnya lagi, Zulham berpikir kritis bukan hanya berguna bagi mahasiswa, hal tersebut juga menjadi tolak ukur guna mengetahui perkembangan instansi perguruan tinggi serta berperan dalam upaya menciptakan nama baik instansi.
Senada dengan Zulham, Enno menjelaskan bahwa berfikir kritis ialah respon seseorang terhadap sesuatu, yang didasari analisa obyektif, adil, berimbang, dan menurunkan bias yang dimiliki. Selain itu meragukan sesuatu yang dianggap menyimpang menjadi pemicu guna mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.
“ Jika mahasiswa berhasil menguasai aspek tersebut, maka harapan masyarakat kepada mahasiswa sebagai agent of change dapat benar-benar terpenuhi,” ujarnya.
Disamping itu, Yosa menyebutkan jika penyebab menurunnya kemampuan berpikir mahasiswa dipengaruhi oleh lingkungan yang ada. Tidak tepatnya responnya yang diberikan terhadap fenomena yang terjadi membuat mahasiswa seakan tidak peduli pada sekitarnya.
“ Suatu permasalahan bisa terjadi karena hal yang tidak wajar semakin diwajarkan", tuturnya di dalam forum.
Reporter : Ihsan
Editor : Nad