 |
| Penampilan tari Banyu Ngecis oleh peserta Rini Sanggar Seni Ciptoning Asri. (foto: dokumentasi istimewa) |
PARIST.ID, Kudus- Komunitas Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW) adakan pagelaran karya kelas tari. Gelaran tersebut diisi oleh penampilan tari dari Rini sanggar seni ciptoning asri. Bertempat di Balai Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, acara dilangsungkan sejak pukul 20.00 WIB pada Minggu, (26/02/23).
Salah satu founder KBPW, Jesy sapaan akrabnya, menegaskan tujuan dari adanya acara tersebut untuk melestarikan budaya, terutama yang ada di sekitar muria. Menurutnya, kebudayaan apa saja dapat diekspresikan, misalnya melalui sebuah tari.
“Melalui tari kita bisa mengetahui budaya apa saja yang dimiliki di daerah muria yang dapat diteladani dan dinikmati,” tuturnya Ketika sambutan.
Pementasan tari yang mengusung tema "Nadya Ngecis" atau "Banyu Ngecis" ini dibawakan oleh anak-anak mulai dari tingkat SD sampai Mahasiswa. Mereka harus memainkan wiraga, wirama, dan wirasa.
Setelah menyaksikan pementasan, seorang budayawan bernama Asa Jatmiko turut memberikan tanggapan. Baginya, kebudayan bukan hanya sebuah estetika melainkan juga terdapat unsur kemanusiaan di dalamnya.
“Dalam menari adik-adik memancarkan wajah suka cita tanpa ada sebuah tekanan. Terdapat unsur memanusiakan manusia seperti adanya nilai dan hubungan spiritual di dalam tarian tersebut,” ungkap Asa pada kesempatannya saat sesi perbincangannya bersama moderator.
Senada dengan hal tersebut, salah seorang penari Alfina mengungkapkan perasaan banggannya setelah menampilkan tarian banyu ngecis. Menurut Alfina, tarian yang ditampilkan menceritakan tentang kehidupan masyarakat, air, dan hewan.
“Walaupun agak nervous, rasanya tetep bangga. Apalagi ini hasil latihan selama tiga bulan,” terangnya pada saat di wawancarai oleh tim parist.id.
