 |
| Penyematan selempang oleh Rektor IAIN Kudus kepada Prof. Dr. Hj. Umma Farida, Lc., M.A. (sumber foto: istimewa/humas IAIN Kudus) |
PARIST.ID, Kudus - Raut wajah bahagia terpancar dari Prof. Dr. Hj. Umma Farida, Lc., M.A saat dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Hadis, Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus. Uniknya, pengukuhan yang berlangsung pada Jumat (10/2) dikukuhkan oleh Suaminya, Prof. Dr. H. Abdurrahman Kasdi, Lc,. M.Si sekaligus Rektor IAIN Kudus.
Pimpinan tertinggi di IAIN Kudus dalam sambutannya membacakan sebuah puisi yang berisi rasa bangga kepada istrinya sebagai guru besar perempuan pertama. Serta beliau berharap dapat membesarkan nama Lembaga IAIN Kudus.
"Profesor Umma Farida telah berhasil karna usaha dan doa menjadi guru besar perempuan pertama dengan harapan dapat membesarkan nama lembaga," ucap bangga suami yang merupakan alumni MAN 1 Pati.
Guru Besar Bidang Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus ini tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya di sepanjang prosesi pengukuhan. Dengan lantang ia menyampaikan pidato pengukuhan berjudul karakter peradaban islam.
Dalam pidato yang berlangsung ia menguraikan tentang disiplin ilmu yang merujuk pada teks, yaitu ilmu hadis yang menginspirasi, mempengaruhi budaya serta tak jarang menuai kontroversi yang dinilai tak sesuai dengan ajaran kenabian. Kontroversi dapat dihindari dengan mempelajari ideal moral syariat Islam.
"Kesan misogynis dan diskriminatif dalam hadis dapat dihindari dengan mempelajari ideal moral, bahwa syariat Islam dibangun demi kemaslahatan manusia," jelas Umma Farida.
Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa hadis tentang perspektif perempuan seringkali dipahami dengan mengabaikan kemaslahatan bagi perempuan maka perlu dikaji lebih dalam lagi.
"Hadis perlu dikaji dengan menggali tujuan dan hikmah yang diperhatikan oleh nabi Muhammad SAW untuk kebaikan perempuan sebagai manusia yang utuh dan subyek yang setara," tambahnya.
