Ilustrasi: https://id.depositphotos.com/ |
Puisi: Perayaan Melepas Pedih
*Oleh: Nabila Jaza'a
Denting waktu berjalan tak tau malu
Menyikap tabir bisu seorang gadis lugu
Yang penuh biram biru di sekujur tubuh
Pukul 12 kala itu , para hitam menyelimuti ,membawa
kehangatan satu persatu.
Menghapus segala bening air mata uang mengalir
Bagai nyala gemetar yang tak pernah berakhir
Gadis lugu itu mengernyitkan dahi
Menjinjit diatas kedua kaki,
Berjalan meniti lorong sepi nan sunyi.
Ia menelusuri lorong kosong, yang membuatnya
Menumbuhkan harapan yang selama ini berakhir dengan kehampaan
Membunuh segala kesia-siaan
Mencari setiap terang kenangan ,namun tak pernah ia temukan.
Ia masih hidup dalam segala angan yang menipu
Jika suatu hari kala dunianya hancur-luluh,
Tanda-tanda menyerbu mulai menggerutu
Entah kapan, entah dimana dan entah siapa ?
Akan datang..
Seseorang yang akan membuatnya lebih tenang
Membuatnya berlari lebih jauh lagi,
Membuatnya tumbuh dalam keinginan untuk hidup esok hari
Dalam usia ganjil yang merengkuh
Kala semua yang ada dirasa mulai merapuh
Seseorang itu datang, dia datang dan benar-benar datang
Entah untuk sementara, atau selamanya
Benang bening dalam kedua mata gadis itu
Memancarkan segala bahagia yang ia tunggu
Bahagia yang diinginkannya
Dan kini ia merasakannya.
Sebuah keajaiban ! (Teriaknya)
Kala satu persatu harapan dan angan mulai menjadi hal-hal
nyata dalam sekejap mata
*Oleh: Nabila Jaza'a, Sekretaris LPM Paradigma