Dua Sahur yang Berbeda

Ilustrasi sahur bersama

PARIST.ID - Di sebuah rumah kecil berkayu di pinggiran kota, terdapat keluarga kecil yang berjumlah lima orang, mereka sedang bersiap-siap untuk sahur pertama mereka. Ayah, ibu dan 3 anak kembar mereka, Xavier, Xavian, Xalista, mereka duduk di meja makan yang sederhana.

“Kembar bangun sayang, sahur! Sahur sudah siap!,” teriak ibu sambil mengguncang-guncang bahu ketiga anaknya.

Xavier, Xavian, dan Xalista bangun dengan mata yang berat.

Mereka masih kecil bisa dibilang umurnya baru 6 tahun dan belum terbiasa dengan jadwal sahur yang pagi.

“Ayah, kenapa kita harus sahur?,” tanya Xavian dengan suara yang masih mengantuk.

“Iya yah, aku kan masih ngantuk,” sambung Xalista dengan menyender ke kursi.

Sedangkan Xavier ia kembali tidur dengan menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan.

“Kita harus sahur sayang, karena itu adalah sunnah Rasulullah dan menghindari kita dari dehidrasi karna puasa satu hari full,” jawab ayah sambil tersenyum menatap ketiga anaknya.

Ketiga kembar tersebut pun mengangguk dan mulai makan sahur dengan lauk pauk yang sudah di siapkan oleh ibu. Mereka bertiga makan dengan lahap sambil sesekali berbincang dengan ayah dan ibu.

Setelah selesai makan, ayah membaca doa sahur dan di ikuti oleh istri dan ketiga anaknya. mereka berdoa semoga diberi kekuatan dan kesabaran dalam menjalankan puasa ramadhan .

“Aamiin," kata ayah.

“Aminnn," disambung istri dan ketiga anaknya.

“Semoga kita semua di bisa menjalankan puasa ramadlan ini dengan baik dan mendapatkan pahala dari Allah SWT."

Di sisi lain terlihat anak jalanan yang menangis karna ia harus sahur seorang diri tanpa ditemani oleh kedua orang tua. Ia sangat ingin berkumpul bersama keluarga namun justru takdir memisahkan mereka.

“Ayah, bunda, vivi rindu,” monolognya sambil menatap langit malam.

Pesan moral : cerita tersebut mengajarkan kita untuk terus bersyukur atas kebersamaan keluarga, karena tidak semua orang dapat memilikinya. Sahur bukan sekadar makan, tetapi juga ibadah dan persiapan fisik agar kuat menjalani puasa.

Selain itu, kita juga perlu berempati kepada mereka yang kurang beruntung dan berbagi jika mampu, karena tidak semua orang bisa menikmati sahur dengan kenyamanan yang sama. Kebersamaan dalam momen kecil seperti ini sangat berharga, karena dapat mempererat kasih sayang dan menciptakan kenangan indah bersama keluarga.